.quickedit{ display:none; }

"Non Active"

 

Thursday, October 27, 2011

Sumpah, (ini) Pemuda!! (Edisi Sumpah Pemuda 28 Oktober 2011)

0 comments
Pertama

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
            Ibarat suatu penegasan yang “sah” bahwa pada waktu itu seluruh pemuda yang terdiri dari  Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, dll. bersatu demi satu nama, Indonesia.
            Pemuda adalah tulang punggung negara, tanpa pemuda negara takkan bisa berdiri dengan tegak. Pemuda, suatu periode emas kehidupan karena pada masa ini adalah saat dimana manusia produktif tercipta. Pengalaman nyata bagi Indonesia ketika pemuda dengan “bangganya” bisa meruntuhkan rezim orde baru yang dipimpin oleh sang diktator, soeharto. Ya, mereka adalah pemuda revolusioner.
            Mereka yang berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak, itulah pemuda, yang tidak akan pernah takut mengatakan kebenaran. Berani menentang sebuah sistem yang menurutnya akan berakibat buruk.
            Mereka yang merupakan seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai, itulah pemuda. Yang tidak akan pernah berhenti sebelum suara “rakyat” mereka didengarkan dan diperhatikan.
            Mereka yang memiliki standar moralitas, berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dalam dengan perkataan, itulah pemuda. Kita (Pemuda Indonesia) pernah berjanji bahwa kita akan selalu mengaku tumpah darah satu, mengaku berbangsa satu dan menjunjung bahasa persatuan. Masihkah kita ingat akan sumpah kita sendiri? Ataukah kita hanya ingat ketika peristiwa ini diperingati? Sudahkah kita menunjukan sikap sebagai pemuda, seperti yang dicontohkan pendahulu kita?
            Betapa miris ketika terjadi pertengakaran antar pemuda di negara ini. Masih ingatkah kita ketika mahasiswa antar fakultas bentrok hanya karena masalah kecil di Makassar, atau ketika para pelajar SMA bertengkar dengan para wartawan.  Ini hanya sedikit contoh kecil keadaan pemuda di negara kita. Apakah memang pemuda telah kehilangan arah pada saat ini, ataukah harapan itu sendiri yang telah pergi dari para pemuda, karena tidak lagi melihat suatu kebenaran dan keoptimisan dari dalam diri kita? Memang keburukan sedang terjadi di negara ini, bukan berarti pemuda telah hilang jiwanya.
            Masih ada pemuda yang ingin melakukan perubahan itu namun sepetinya pemuda di negeri ini sedang berada pada sutu titik dimana mereka ingin melakukan suatu perubahan namun tidak tahu mulai darimana. Sedikitnya sosok yang ingin merka tiru, itulah salah satu faktor penghambatnya.
            Hal yang harus kita ingat adalah, Indonesia tidak membutuhkan pemuda yang pesimis, yang menyerah karena keadaan yang buruk dan juga tidak membutuhkan pemuda yang suka mengkritik tapi tak pernah memberi solusi. Negara ini butuh pemuda optimis dan memiliki integritas yang ingin menunjukkan kembali jati dirinya sebagai “pemuda” yang dikenal sebagai agen perubahan; perubahan untuk pancasila yang lebih baik.
            Sebagai pemuda, terutama pemuda kristen, jangan berpikir terlau jauh mencari teladan, lihat bagaimana seorang pemuda bernama Daniel yang tetap setia dan konsisten pada pendiriannya untuk kebenaran, walaupun saat itu dia berada dalam sebuah sistem yang salah. Tetaplah berada dijalur kebenaran, jalankan sumpah yang telah kita ucapkan, Pemuda !!
-akubisainimudah-
Frinsoni buaton nainggolan
Ilmu pemerintahan 2010

0 comments:

Post a Comment