oleh Remon Yohanes
Kemudian
Pekik merdeka tinggal gaung
sahut-sahutan dari gunung
yang dikeluarkan ia dan teman-temannya
sehabis kencing di balik pohon
Minum kopi bergumpal-gumpal
membahas kota dan manusia
secanggih menerka rumus ekonomi
paling sahih bakal keluar
esok nanti
Nanti
Bapak bangsa dan ibu pertiwi mengetuk
pintu kamar penuh
stiker warna warni
revolusi dan konsumsi
Ia cepat membuka
sangka serius ini
menyangkut negeri
Tak lama
Dada berdegup semangat meletup
ada yang ingin mereka bicarakan
Minta waktu sedikit mau kan
dihantar ke ruang tengah duduk
rapi diapit mereka berdehem
Dalam hati
ia bersumpah tidak boleh
jadi kerupuk melempem
Ia semegah darah
sekuat tulang
Mereka bertanya
Katanya
Jadi ketika saudari ayu
mencari dimana dimana
dan saudara-saudara armada bertanya
mau dibawa kemana
Kenapa kamu masih saja
di sini degil berdiri
membohongi diri?
Jatinangor, 27 Oktober 2011
Ramon Yohannes
Mahasiswa Hubungan Internasional 2007
0 comments:
Post a Comment